Minggu, 24 April 2016

Curug Sidoharjo

Perbukitan Menoreh yang terletak di Kabupaten Kulon Progo menyimpan sejumlah keindahan pesona alam yang sangat sayang untuk dilewatkan. Selain deretan bukit hijau dan bentangan sawah yang menawan, Perbukitan Menoreh juga memiliki sejumlah air terjun menarik yang tersebar di berbagai desa dengan beragam karakteristik. Nah setelah mengunjungi beberapa air terjun di sekitar Goa Kiskendo, kali ini Kelana Wisata akan mengulas sebuah air terjun yang terletak di sebelah utara Kabupaten Kulon Progo, yaitu Air Terjun Siluwok.
        

Air Terjun / Curug Siluwok ini berada di Desa Keweron, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Untuk menuju air terjun ini, kita harus berjalan melewati jalan setapak sejauh kurang lebih 500 meter dengan kontur tanah yang naik turun dengan jurang di salah satu sisinya. Di jalan setapak ini kita seakan-akan berjalan di tengah hutan karena dikelilingi oleh pepohonan rimbun serta riuhnya suara serangga dan burung berkicau dari parkiran motor hingga di air terjun. Di tengah-tengah perjalanan kami juga menemukan laba-laba besar, ular kecil, dan berbagai serangga unik lainnya. Fauna-fauna tersebut menandakan bahwa ekosistem di sekitar Air Terjun Siluwok masih terjaga dengan sangat baik. Udara yang sejuk dan tidak adanya sampah berserakan membuat kami sangat menikmati perjalanan ini. Setelah berjalan sekitar 10 menit, kami bertemu dengan seorang ibu-ibu yang sedang menggendong kayu bakar untuk keperluan memasak di rumahnya. Dengan ramahnya, ia menyapa kami duluan dan bertanya “Mau ke air terjun mas mbak?” sambil bersenyum. Kami pun segera menjawab “iya bu” tak lupa dengan mengangukkan kepala. Kami juga bertanya apakah jarak air terjun masih jauh, beliau menjawab bahwa air terjunnya sudah dekat dan memberi saran untuk berhati-hati ketika melewati jembatan sempit karena bersebelahan dengan jurang yang cukup dalam.
Tak berselang lama kami melanjutkan perjalanan, akhirnya sampai juga di depan Air Terjun Siluwok. Tinggi tebing air terjun ini sekitar 15 meter dengan aliran air yang tidak terlalu deras serta beberapa pohon tinggi dan batu besar di sekitarnya untuk spot berfoto-foto. Tak jauh dari bebatuan besar, terdapat sebuah warung kecil yang sepertinya menjual berbagai makanan ringan serta minuman. Sayangnya waktu itu warung tersebut tutup sehingga tampak sepi. Air yang mengalir dari atas air terjun cukup jernih dan segar, menandakan bahwa air terjun ini masih asri dan belum tercemar oleh kegiatan manusia, mengingat sungai diatasnya terletak di atas bukit. Kami menghabiskan kurang lebih setengah jam untuk menikmati air terjun ini.

Beberapa hal yang perlu menjadi catatan untuk obyek wisata alam ini yaitu akses jalan yang tidak rata (walaupun sudah aspal), kurangnya penunjuk arah beserta jaraknya, serta pelayanan dari masyarakat sekitar. Perjalanan dari Kampus UGM menuju obyek wisata ini kami sepenuhnya memanfaatkan aplikasi Google Maps, dan ketika sampai di Desa Keweron, kami sedikit kebingungan karena tidak ada penunjuk jarak yang pasti menuju air terjun, hanya ada penunjuk arah. Lalu jalan yang menanjak dan tidak rata di desa membuat perjalanan sedikit kurang nyaman. Dan yang terakhir pelayanan masyarakat sekitar obyek wisata masih minim. Menurut pengamatan kami, belum ada informasi mengenai keberadaan POKDARWIS Air Terjun Siluwok. Warga yang pertama kali kami temui ketika sampai di parkiran motor adalah seorang ibu rumah tangga yang sedang sibuk dengan pekerjaan rumahnya. Fasilitas yang cukup memadai disini hanyalah kamar mandi bersih berjumlah tiga buah, tempat parkir yang cukup luas, dan tempat duduk bersantai dengan atap diatasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

Kelana Wisata

Kelana Wisata